Mas yang Menjadi Emas di Hati Saya

02.30 2 Comments A+ a-



Intensitas pertemuan yang cukup tinggi membuat saya jatuh cinta kepada salah seorang pria di sebuah tempat yang-sebenarnya-cukup-saya-benci.

Pria itu tidaklah terlalu tampan, namun cukup tidak memalukan jika dijadikan teman jalan. Secara fisik saya suka dengan gaya berbusananya yang selalu rapi, mungkin karena dia adalah seseorang yang cukup penting di tempat itu. Saya suka pria berkacamata sepertinya. Tak banyak berbicara. Bisa memosisikan diri seperti apa seharusnya ia bersikap. Rajin beribadah. Cerdas. Dan gaya berbahasa yang agak Betawi. Oh sungguh setengah mati saya menyukainya!

Saya sangat menikmati indahnya kita berlirikan secara diam-diam.

Saya sangat menikmati saat saya berada di sampingnya.

Saya sangat menikmati saat bisa makan malam bersamanya.

Banyak orang yang tidak tahu akan semua ini. Mungkin banyak yang tidak percaya mengapa saya bisa menyukainya. Padahal usia kami terpaut 20 tahun. Jangan salah, wajah pria itu tidaklah tua seperti yang ada di bayangan kalian. Wajahnya terbilang awet muda, walaupun di rambutnya kalian bisa melihat kumpulan uban. Ha ha ha. Namun saya tidak peduli, saya sudah cukup menyukainya.

Satu bulan dari sekarang, saya merasa mantap untuk meninggalkan tempat itu. Namun tidak untuk meninggalkan sang pria.

Berat rasanya jika hari-hari selanjutnya akan diisi tanpa kehadiranmu, Mas.

Namun, keputusan saya sudah mantap. Jika memang Tuhan berkehendak, saya akan menerimanya. Jika tidak, saya akan menunggu kesempatan lainnya.

Mas, meski saya tidak akan setiap waktu bersamamu, saya berjanji akan selalu mencoba memosisikanmu teristimewa di hati ini, seperti layaknya ketika saya menyimpan emas murni 24 karat di sebuah tempat teraman.

Bogor, 25 Desember 2014, 17.30 PM
Menulis tentangmu dari hati

2 komentar

Write komentar
Ahmad Asbar
AUTHOR
25 Desember 2014 pukul 03.57 delete

Sungguh mas-mas yang sangat beruntung :')

Reply
avatar