Dua Belas Dua Belas Dua Belas

19.26 3 Comments A+ a-

NB : Ini cerpen dewasa. Bukan cerpen jorok. Lihat sisi lainnya. Kalau belum cukup umur, bacalah dengan bimbingan orangtua. Jangan mengikuti adegan ini tanpa status resmi dari penghulu. Terimakasih dan selamat membaca.


“Pelan-pelan, sayang...”

“Iya...”

Pasangan baru itu saling memeluk dengan erat. Lidah mereka saling mengikat. Mulut saling melumat. Hilang semua penat.

Hari ini mereka bahagia. Akhirnya mereka telah halalan thayyiban. Akhirnya mereka bisa bebas melakukan semua kepada pasangan. Akhirnya mereka bisa saling mengisi selangkangan. Akhirnya mereka bisa merasakan nikmat yang begitu luar biasa, seperti terbang ke kayangan.

Akhirnya yang dimau tak sekadar yang ada di bayangan....

I love you...,” ucap si pria sambil kembali mengunyah mulut perempuannya. Mereka tak kenal lelah untuk bergumul.  Yang belum menikah pasti hanya bisa iri melihat adegan itu dan berkata, “SEMPRUL!!!”


Di sebuah toilet mal ibukota yang telah sepi, si perempuan mempersembahkan kehormatannya kepada si pria. Ia ingin membuktikan bahwa inilah cintanya. Yang diberi bukti cinta kegirangan. Horeee, akhirnya dapat selangkangan, katanya di dalam hati. Yang memberikan selangkangan kesakitan. Cairan putih nan kental disemburkan. Walau baru pertama kali, permainannya cukup lumayan. Bahkan tiada kata takut ketika mereka bermain tanpa pengaman.

“Udah, aman. Nanti aku kasi kamu obat biar gak jadi,” kata si pria tatkala melihat si pemberi kenimatan tiba-tiba terdiam. Mereka lalu melanjutkan permainan. Tanpa peduli ada bau jamban.


Si perempuan kegerahan. Mengapa tiba-tiba ada perasaan aneh di dalam dirinya ? Mengapa bulu kuduknya berdiri ? Mengapa putingnya terasa berdebar ? Mengapa oh mengapa?

“Kamu kenapa ? Kok salah tingkah ? Sini aku peluk,” si pria tak mau menganggurkan kesempatan itu. Ia tersenyum lebar. Ia bangga akhirnya yang dinanti akan berhasil.

Tangannya kesana kemari. Menjamah tubuh si perempuan yang kini malah keenakan. Tangannya kini memijit sebuah tombol televisi untuk mengeraskan suara. Taktik klasik untuk mengaburkan suasana sebenarnya dari dalam kamar.

Si pria menelanjangi si perempuan. Si perempuan meraung-raung dan memintanya untuk segera memasukkan. Setelah dimasukkan, semburannya dikeluarkan.

Mengapa aku tiba-tiba aneh seperti ini ? Mengapa aku mau melakukan hal ini ? Mengapa aku tak menolak ? Mengapa aku menikmatinya ? Mengapa aku tak marah? Mengapa bisa ? Mengapa oh mengapa ?

Sederet pertanyaan dilontarkan kepada yang bisa mendengar suara batin si perempuan. Ia seperti sadar tak sadar. Ia ingin mencoba memberontak, namun tak bisa. Justru sekarang Ia benar-benar merasa kenikmatan tiada tara. Ia memeluk si pria. Si pria tersenyum dan matanya terlihat semakin liar. 

Gairah si perempuan kian surut. Si pria masih ingin menggagahinya. Disodorkannya kembali sebuah permen karet yang kemarin dibeli di toko obat. Si perempuan mengunyah permen kenyal itu kembali. Gairahnya kembali memuncak. Ah, ternyata permen ini yang membuatnya terangsang. Ah, tapi enak. Ah. Ah. Ah.

Mereka saling menggagahi. Mereka saling menunggangi. Kadang di atas kadang di bawah. Mereka saling menikmati. Mereka saling menjilat. Mereka melolong. Mereka menggelinjang. Mereka menyembur. Mereka senang. Mereka melupakan dosa.


Inilah tiga kisah berbeda pada tanggal cantik kemarin, dua belas dua belas dua belas. Ada yang bermain setelah disahkan. Ada yang bermain demi cinta yang harus dibuktikan. Ada yang bermain setelah si perempuan dipermainkan. Semuanya main-main. Yang membedakan hanya status. Bermainlah ketika telah disahkan. Jangan bermain karena godaan. Jangan bermain karena rayuan. Jangan bermain karena paksaan. Jangan bermain karena terlanjur keadaan. Tetap waspada dengan yang selalu si pria berikan. Jangan sembarang makan. Jangan sembarang memasukkan benda ke kerongkongan. Jangan mau dimasukkan jika belum direstui Tuhan. Pokoknya jangan. Tahu jangan, kan ?

Hey pria, jangan jadi bajingan!

Hey semua, INGAT DOSA DAN SIKSAAN DARI TUHAN!


Jakarta, 13 Desember 2012, Pukul 09.00 WIB

3 komentar

Write komentar
Edo
AUTHOR
19 Maret 2014 pukul 04.11 delete

Nulis erotika Vin, agak geli agak resah :))

Reply
avatar
Mr. RRPl
AUTHOR
9 Mei 2021 pukul 13.13 delete

Ceritanya keren kak

Reply
avatar