Pelecehan dan Eksploitasi Seksual di dalam Hidup Saya

09.58 2 Comments A+ a-

Pelecehan seksual di jalan raya


Soal pelecehan seksual, saya rasa semua perempuan pernah merasakannya. Entah mereka sadar atau tidak. Termasuk saya, secara sadar dan tidak sadar, saya pun pernah kok merasakan pelecehan seksual. Bahkan saya pernah menjadi korban eksploitasi seksual walau Tuhan masih melindungi saya sehingga saat ini saya masih perawan (Sumpah deh, cyiiin!).

Apa itu pelecehan dan eksploitasi seksual?

Menurut Wikipedia, pelecehan seksual adalah perilaku pendekatan-pendekatan yang terkait dengan seks yang tidak diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan seks, dan perilaku lainnya yang secara verbal ataupun fisik merujuk pada seks. Sedangkan dilansir dari http://www.gugustugastrafficking.org/, eksploitasi seksual adalah segala bentuk pemanfaatan organ tubuh seksual atau organ tubuh lain dari korban untuk mendapatkan keuntungan, termasuk tetapi tidak terbatas pada semua kegiatan pelacuran dan percabulan.

Pusing, ya? Sama.

Pada suatu sore menuju malam tahun baru, saya dan Elwi, sahabat yang bekerja di Komnas Perempuan, berbicara tentang masalah seksual. Dia menjelaskan tentang apa itu eksploitasi seksual. Elwi berkata bahwa eksploitasi seksual itu di mana seorang perempuan mau mengikuti ‘yang diinginkan’ oleh lelaki yang dicintai. Ternyata selain menjual anak untuk dijadikan PSK, eksploitasi seksual juga bisa dirujuk ke dalam hal seksual atas "suka sama suka." Ya, memang dasar perempuan itu lemah (atau masih banyak yang lugu dan oon?), kebanyakan menurut saja. Cinta itu memang penuh pengorbanan, tapi tidak harus mengorbankan keperawanan.

Saya jadi teringat kisah dari berbagai teman yang telah mendapatkan eksploitasi seksual. Mulai dari kisah mainstream seperti perempuan yang Married by Accident, dikawini tanpa dinikahi alias ditinggal pergi (bahkan hingga dia memiliki anak!), dan sebagainya. Beruntungnya, saya tidak separah teman-teman saya. Eksploitasi seksual yang pernah saya alami belum dalam tahap koitus, grepe-grepean, oral seks, atau apa lah. Sebenarnya masih dalam tahap awal dan mungkin masih terlihat "sudah biasa." Yang jelas, saya tidak menganggap biasa akan hal itu. Memang bodohnya saya adalah saya pernah begitu sangat percaya bahwa dia akan menjadi pendamping hidup saya. Boro-boro pendamping, tiga bulan saja saya dikhianati, dong!

Suka sama suka, sih. Tapi kan, dia yang selalu memelas minta. Gak dikasih, eh ngambek.
Gila emang, tolol banget gue, ye!
TOBAT BOS!

Makanya, jangan heran kalau saya kini agak lama sendiri. Karena saya masih benar-benar memilih dan lagi pula kini bukan saatnya saya sekadar menjadikannya pacar. Umur saya sudah berkepala dua, walau jiwa masih sepantaran cabe-cabean pada zaman sekarang. Hihihi. Ke depannya sih, saya ingin serius. Entahlah dengan siapa saya akan sehidup semati. Akankah dengan pilihan saya sendiri atau orang tua? 

Jika tadi saya sedikit berbicara tentang eksploitasi seksual, kini saatnya saya mengutarakan tentang kisah saya yang pernah mendapatkan pelecehan seksual. Contohnya:

Di Kampus
Waktu saya masih menjadi mahasiswi, salah satu dosen saya yang umurnya sudah tua sempat melakukan tindakan yang tahik sekali. Awalnya ketika kami sedang berbicara di dalam perpustakaan, tiba-tiba tangannya memegang tangan saya. Dan puncaknya, seusai sidang skripsi dan kami berfoto bersama, ia mendekatkan badannya ke saya dan yang membuat saya risih ketika dia mengelus pantat saya! 

Mungkin dia pikir saya tidak terlalu sadar, padahal saya pada saat itu sadar sekali, lho. Mau teriak, tidak enak hati karena sedang banyak dosen di sekitar saya. Akhirnya saya hanya bercerita dengan teman-teman terdekat saya.

Padahal di saat kejadian itu, saya pakai baju sopan, lho. Malah saya pakai rok panjang berbahan tebal. Huh.

Di Kendaraan Umum
Kalau sedang ramai, pastinya semua penumpang akan berdesak-desakan, dong. Nah, inilah yang tidak saya suka. Selain badan saya yang pada akhirnya tertempel bau badan orang lain, saya pun sering dijadikan objek pelecehan dari penumpang lelaki kampret. Modusnya adalah mereka (pria) sangat mendekatkan badannya ke target dan sengaja sikutnya disentuhkan ke area dada perempuan (atau saya). Sepupu saya pun pernah bercerita kalau dia pernah menjadi korban dan klimaksnya dia menusukkan jarum pentul ke tangan pelaku. Hahaha. 

Atau modus lainnya adalah ketika pelaku mendekatkan area selangkangannya ke area bokong target. Lalu mereka berfantasi, deh. Dan 'si otong' target yang tiba-tiba berdiri jadi bisa dirasakan oleh target:

"Ini kok belakang gue kayak ada jendol-jendol?"

Dahulu sekali, saya pernah mengalaminya. Saya langsung pindah posisi berdiri di dalam bis. Gila, daripada nanti saya makin di-apa-apa-kan.

Di Sekolah
Entah mengapa, dahulu di sekolah saya, murid lelakinya usil sekali. Saya dan teman-teman perempuan kerap kali menjadi korban keusilan mereka. Mulai dari kancut kita yang diintip pakai kaca yang diletakkan di bawah hingga rok kita yang diangkat-angkat ketika sedang melewati mereka. Sialan!

Untungnya setiap saya memakai rok, saya selalu memakai celana pendek (strit). Namun tetap saja saya merasa dilecehkan!

(Waktu kecil sih, saya belum mengerti apa itu pelecehan).

Saya dan teman-teman perempuan lain pun pernah lho, ketika sedang jalan menuju rumah, eh ada orang sinting yang memperlihatkan kemaluannya kepada kami. Gila! Gede sih, tapi ya geli juga -____-

Apakah teman pembaca atau The Jungkirs pernah mendapati pelecehan dan eksploitasi seksual? Yuk, jangan sungkan untuk berbagi :)

Oh iya, ini ada langkah-langkah untuk menghindari masalah seksual yang biasa didapati oleh perempuan, silakan diprakteki, ya:

langkah-langkah untuk menghindari masalah seksual


2 komentar

Write komentar
Zazuli
AUTHOR
2 Februari 2014 pukul 08.04 delete

Untunglah gue masih tergolong pria baik-baik ya kak. Saking baiknya gue sengaja menjomblo dulu untuk meminimalisir resiko 'bencana' semacam ini. #halah #pembenaran

Belajar beladiri aja kak, jadi kalo ada yang macam-macam bisa langsung dikibas. Beladiri yang cocok buat cewek itu salah satu contohnya kayak aikido, dia ga terlalu mengdepankan fisik, tapi teknik.
Saran aja sih :D

Reply
avatar
6 Februari 2014 pukul 10.08 delete

Yang bagian orang sinting nunjukkin kemaluannya, gue jg pernah ngalamin nih, dan miris ny hampir semua temen gue (yg cewek) prnh mengalami hal yang sama juga. Ini kenapa yaaa...

Reply
avatar